................................... ...................................
Tags Populer: #Contoh Proposal #Contoh Surat #Autolike Update #Belanja Online
Sunday, December 02, 2012

Modul APC OPC MPPC


BAB II
STUDI LITERATUR

2.1       Peta Proses Operasi dan Peta Proses Perakitan
            Peta proses operasi dan peta proses perakitan merupakan salah satu bentuk peta kerja yang digunakan dalam perencanaan dan pengendalian produksi. Kedua peta kerja ini digunakan untuk mengetahui operasi-operasi yang terjadi pada pembuatan suatu produk. Berikut ini adalah penjelasan untuk kedua peta tersebut.
a.         Peta Proses Operasi
Menurut Sritomo (1992), peta proses operasi adalah suatu peta yang menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut menjadi elemen-elemen operasi secara detail. Tahapan proses operasi kerja harus diuraikan secara logis dan sistematis. Keseluruhan operasi kerja dapat digambarkan dari awal (raw material) sampai menjadi produk akhir (finished goods product), sehingga analisis perbaikan dari masing-masing operasi kerja secara individual maupun urutan-urutannya secara keseluruhan akan dapat dilakukan.
Menurut Sutalaksana (1979), peta proses operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan dari tahap awal sampai menjadi produk jadi dan memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk menganalisis lebih lanjut seperti waktu, material, tempat, alat, dan mesin yang digunakan.
Menurut Apple (1990), peta proses operasi adalah salah satu teknik yang paling berguna dalam perencanaan produksi. Kenyataannya peta ini adalah diagram tentang proses dan telah digunakan dalam berbagai cara sebagai perencanaan dan pengendalian. Dengan tambahan data lain, peta ini dapat digunakan sebagai alat manajemen.
Menurut penulis, peta proses operasi merupakan gambaran dari suatu kegiatan proses produksi mulai dari pengolahan bahan baku hingga produk jadi yang diuraikan secara sistematis berdasarkan urutan prosesnya, sehingga produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah. Gambaran proses tersebut digunakan pada proses perencanaan produksi. Informasi-masing yang diperoleh dari peta proses operasi ini antara lain, yaitu dapat mengetahui urutan kegiatan, waktu proses setiap kegiatan, waktu pembuatan suatu produk dan juga mesin-mesin yang digunakan.
Lambang-lambang standar dari ASME dibawah ini merupakan lambang- lambang yang paling sering digunakan dalam pembahasan peta proses operasi. Lambang-lambang tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: (Sutalaksana, 1979).
Tabel 2.1 Lambang-lambang peta proses operasi
Lambang
Kegiatan
Operasi
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat, baik fisik maupun imiawi, mengambil inormasi maupun memberikan informasi pada suatu keadaan juga termasuk operasi.
Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas.
Transportasi
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi.
Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu (biasanya sebentar).
Penyimpanan
Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama. Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali, biasanya memerlukan suatu prosedur perizinan tertentu.
Aktivitas Gabungan
Kegiatan ini terjadi apabila antara aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dilakukan pada suatu tempat kerja


b.         Peta Proses Perakitan
Menurut Apple (1990), peta proses perakitan adalah gambaran dari urut-urutan aliran komponen dan rakitan bagian ke dalam rakitan untuk membentuk suatu produk jadi.
Menurut Penulis, peta proses perakitan adalah peta yang digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian proses. Peta ini menunjukkan kebutuhan material yang digambarkan sesuai urutan-urutan aliran komponen dan rakitan-rakitan produk ke dalam suatu rakitan produk.
Peta proses perakitan ini juga dapat digunakan untuk mengajarkan pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit. Peta proses rakitan ini menunjukkan cara yang mudah dipahami tentang:
a)    Komponen-komponen yang membentuk produk
b)   Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama
c)    Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian
d)   Aliran komponen kedalam sebuah rakitan
e)    Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian
f)    Gambaran menyeluruh dari proses rakitan
g)   Urutan waktu komponen bergabung bersama
h)   Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

2.2       Pengertian Routing Sheet
            Menurut Apple (1990), routing sheet atau lembar pengurutan produksi merupakan langkah-langkah yang dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu diketahui dari hal-hal yang saling berkaitan sau sama lain.
            Menurut Sritomo (2003), routing sheet adalah suatu proses penyimpulan langkah-langkah operasi yang diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi produk jadi yang dikehendaki, dimana untuk proses tersebut dibutuhkan informasi-informasi mengenai proses produksi.
            Fungsi dan tujuan dari routing sheet adalah mengetahui jumlah mesin yang dibutuhkan, menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk yang diinginkan. Informasi-informasi yang dibutuhkan dalam lembar pengurutan produksi (routing sheet) mencakup (http://library.binus.ac.id, 2012):
a.         Nama dan nomor komponen yang akan dibuat
b.        Nomor gambar kerja dari komponen tersebut
c.         Macam operasi kerja dan nomor operasinya
d.        Mesin dan peraltan produksi yang digunakan
e.         Waktu baku untuk masing-masing operasi
 
Informasi-informasi yang telah didapatkan dari routing sheet kemudian dilakukan perhitungan dalam tabel routing sheet. Berikut ini adalah tabel yang digunakan dalam routing sheet.
2.2 Tabel routing sheet
Operasi
Mesin
Kapasitas Mesin (unit/jam)
(%)
Scrap
Bahan yang diminta
Bahan yang disiapkan
Efisiensi mesin (%)
Jumlah mesin teoritis (unit)
Jumlah mesin aktual (unit)
I-1
Meja
Fabrikasi







O-1
Nama Mesin







O-2
Nama Mesin







O-3
Nama Mesin







O-4
Nama Mesin







Keterangan:
1.        Kapasitas mesin
Kapasitas mesin merupakan kemampuan mesin dalam menghasilkan suatu  komponen atau  produk perjamnya. Kapasitas mesin teoritis/bulan, diperoleh dari:
2.        Presentase Scrap
Presentase scrap merupakan presentase kegagalan dan tidak dapat digunakan lagi. Presentase scrap bukan sisa bahan yang tidak terpakai lagi.
3.        Bahan yang diminta
Bahan material yang diperlukan berdasarkan kuantitas komponen
4.        Bahan yang disiapkan
Bahan material yang disiapkan berdasarkan kuantitas komponen. Jumlah yang diharapkan merupakan jumlah produk yang ingin dicapai. Nilai jumlah yang diharapkan untuk proses ke-n diperoleh dari nilai jumlah yang dipersiapkan pada operasi ke (n+1), sedangkan operasi terakhir didapat dari kapasitas produksi yang dinginkan. Untuk komponen-komponen yang dengan jumlah pieces lebih dari satu, maka jumlah yang diharapkan diperoleh dengan dikalikan jumlah pieces yang diperlukan.
Jumlah yang disiapkan nilainya selalu sama atau lebih besar, tergantung dari presentase scrap untuk proses produksi yang bersangkutan.
5.        Efisiensi mesin
Tingkat efektivitas mesin yang bekerja adalah tingkat produksi mesin dengan memperimbangkan tingkat efisiensi rata-rata yang dimiliki pabrik.



6.        Jumlah mesin Teoritis
Jumlah mesin yang di peroleh dari hasil perhitungan tanpa pembulatan. Perhitungan jumlah mesin teoritis diperlukan tingkat reliabilitas (keandalan mesin).
7.        Jumlah mesin aktual
Jumlah mesin yang diperoleh dari hasil  perhitungan dengan pembulatan
            Output yang dihasilkan dari suatu routing sheet adalah untuk mengetahui berapa banyak kebutuhan mesin dan berapa jumlah total mesin yang dibutuhkan dalam suatu lantai produksi dalam memproduksi keluaran dari suatu perusahaan.

2.3       Multy Product Process Chart (MPPC)
            Multy Product Process Chart (MPPC) merupakan suatu peta yang digunakan untuk menganalisis suatu aliran barang dalam pabrik yang sudah ada maupun untuk perencanaan pabrik baru dan mempunyai keterkaitan dengan peta proses operasi (OPC). Multy Product Process Chart (MPPC) juga merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan-urutan proses untuk masing-masing komponen yang akan diproduksi. Beberapa teknik yang digunakan dalam merencanakan aliran proses produksi yang nantikan dibahas mengenai MPPC adalah sebagai berikut (http://kk.mercubuana.ac.id, 2012).
a.         Peta Produk Darab
Peta ini terutama berguna untuk menunjukkan keterkaitan produksi antara komponen-produk-produk atau antar produk mandiri, bahan, bagiaan, pekerjaan atau kegiatan. Peta ini berguna untuk membantu operasi job-shop.
b.        Diagram Tali
Peta yang menggambarkan aliran unsur pada tata letak daerah tertentu dengan menggunakan tali, benang untuk menunjukkan perpindahan elemen pada sutu daerah.


c.         Peta Proses
Peta yang menggambarkan langkah-langkah proses pada suatu tabel. Merupakan teknik yang paling umum dalam perencanaan dan penganalisaan aliran barang. Untuk perencanaan diperlukan pengetahun banyak tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan di bandingkan peta rakitan atau peta proses karena peta ini memberikan ciri-ciri tentang langkah-langkah perpindahan barang.
d.        Diagram Aliran
Suatu gambaran grafis dari langkah-langkah proses yang dibuat atas tata letak suatu temapt yang sedang dikaji. Peta ini berguna sebagai pendukung peta proses.
e.         Peta Proses Aliran
Merupakan kombinasi antara peta proses operasi (OPC) dan peta proses untuk tiap komponen produk atau rakitan. Digambarkan secara keseluruhan proses secara lengkap pada gambaran grafisnya.
f.         Peta Dari-Ke
Teknik baru yang digunakan dalam pekerjaan tata letak dan material handling Peta ini  berguna apabila barang yang mengalir pada suatu wilayah sangat banyak. Selain itu, berguna jika keterkaitan terjadi antara beberapa kegiatan dan jika diinginkan adanya penyusunan kegiatan optimum
g.        Peta Prosedur
Teknik yang digunakan untuk menunjukkan aliran komunikasi lisan atau tertulis antara kegiatan, departemen, manusia dan untuk menunjukkan aliran barang yang di ikat oleh komunikasi tersebut. Dengan adanya informasi, maka berpengaruh dalam menentukkan efisiensi kegiatan.
h.        Jaringan Lintasan Kritis
Merupakan pengembangan dari Gantt Chart, menggunakan bagan jaringan untuk memberikan gambaran grafis hubungan antar tahap suatu proyek. Perkiraan penyelesaian kegiatan dalam proyek digunakan untuk menentukkan jalur kritis yaitu urutan dari kejadian yang menggambarkan waktu total minimum yang dibutuhkan proyek.
            Fungsi dari peta ini adalah untuk menunjukkan keterkaitan produksi antar komponen atau antar produk mandiri, bahan, bagian, pekerjaan atau kegiatan. Selain itu, peta ini juga digunakan untuk membantu operasi ­Job-Shop. ­Job-Shop merupakan bagian dari diagram perencanaan produksi. Proces design  terdapat tipe aliran dasar yaitu: Flow Shop, Job shop dan Proyek (Sritomo, 2003).
1.        Flow Shop
Flow Shop merupakan suatu pembuatan produk yang memiliki rancangan dasar yang cenderung tetap yang beberapa  waktu lama dan dikehendaki memenuhi pangsa pasar besar. Flow Shop memiliki dua tipe yaitu: Continous flow shop dan intermittent flow shop.
2.        Job Shop
Job Shop didefinisikan sebagai proses konversi dimana unit-unit produk yang berasal dari order yang berbeda-beda dibuat mengikuti langkah-langkah yang berbeda dan melalui fasilitas produksi yang dikelompokkan sesuai dengan jenis atau fungsi kerjanya. Kebutuhan untuk bisa memiliki fleksibilitas dalam menangani berbagai macam desain produk tidak bisa tidak memerlukan penggunaan mesin, peralatan kerja atau tenaga kerja yang berubah.
3.        Proyek
Proyek adalah suatu proses kerja yang menghasilkan produk (output) yang agak kompleks sifatnya dan biasanya hanya dibuat satu kali pada saat tertentu. Disini akan memerlukan sejumlah kegiatan yang menggunakan sumber-sumber terbatas yang harus dikoordinasikan secara ketat. Umumnya output dari kegiatan proyek tidak akan berulang pada saat dan lokasi yang sama dalam jangka waktu yang singkat.

DAFTAR PUSTAKA

Sutalaksana. Iftikar. Z dkk, Teknik Tata Cara Kerja, Institut Teknologi Bandung, Jurusan Teknik Industri, Bandung, 1979.
Wignjosoebroto. Sritomo, Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, 1992.
Wignjosoebroto. Sritomo, Pengantar Teknik dan Manajemen Industri, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, 1992.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan Berkomentar Sahabat. Jangan malu untuk menulis komentar. Pembaca yang baik akan selalu berkomentar Positif. Semoga komentar anda dapat memberi inspirasi bagi penulis. Dimohon untuk tidak berkomentar dengan Kata-kata yang dianggap tidak sopan. "Komentar Akan di Moderasi" Terimakasih dan Mohon Maaf Jika Komentar Lambat di Respon... Tinggalkan jejakmu Dibawah ini:

Terima Kasih Sudah Menyempatkan Waktu untuk Berkomentar

free counters
Memuat...